Dialog HAM ke-40 UE-China Tegang, Isu Minoritas dan Kebebasan Jadi Sorotan

6 hours ago 3

loading...

Dialog HAM ke-40 Uni Eropa-China berlangsung tegang. Isu minoritas dan kebebasan di China menjadi sorotan. Foto/SINDO News

JAKARTA - Dalam pembicaraan isu hak asasi manusia (HAM) dengan China belum lama ini, Uni Eropa (UE) menyuarakan kekhawatiran tentang apa yang disebutnya sebagai "kemunduran kebebasan fundamental" di negara tersebut.

UE mengutip campur tangan pemerintah China dalam rencana suksesi Dalai Lama, tindakan keras di Hong Kong, dan pemenjaraan aktivis Uighur serta Tibet sebagai contoh dalam pernyataan resminya pada Dialog HAMUE-China edisi ke-40 di Brussels.

Melansir dari SCMP, Selasa (17/6/2025), UE menuduh China melakukan "pembatasan terus-menerus terhadap kebebasan berekspresi, beragama atau berkeyakinan, berkumpul secara damai, dan hak atas kesetaraan serta non-diskriminasi."

Baca Juga: AS Larang Impor Seafood dari Kapal China Terkait Dugaan Kerja Paksa

Blok Eropa tersebut menyerukan perhatian global pada apa yang disebutnya sebagai "erosi supremasi hukum, pelanggaran hak proses hukum dan kurangnya independensi peradilan" serta "penggunaan kerja paksa dan program pemindahan tenaga kerja.”

China menolak semua tuduhan tersebut pada Sabtu lalu.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa selama dialog tersebut, Beijing memperkenalkan konsepnya tentang HAM dan menunjuk pada masalah-masalah di negara-negara anggota Uni Eropa.

Masalah-masalah itu disebut China meliputi kemunduran demokrasi dan kebebasan, rendahnya perhatian terhadap hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, pelanggaran hak-hak pengungsi dan imigran, dan diskriminasi rasial.

Perlindungan Etnis Minoritas

Dalam pernyataannya, yang juga dipublikasikan di hari Sabtu, Uni Eropa mengatakan bahwa "pemilihan pemimpin agama harus dilakukan tanpa campur tangan pemerintah dan sesuai dengan norma-norma agama, termasuk untuk suksesi Dalai Lama."

Read Entire Article
Prestasi | | | |