loading...
Konsumen di Indonesia dibebankan biaya pajak yang sangat tinggi saat membeli mobil. Foto: Sindonews/Danang Arradian
ICE BSD - Di tengah gemerlap dan optimisme pameran GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan pesan penting yang menjadi sorotan.
Di balik layar, pasar otomotif nasional disebut memiliki "potensi raksasa" yang saat ini sedang "tersandera" oleh beban pajak yang dinilai terlalu tinggi.
Alih-alih menyajikan keluhan, Gaikindo justru melontarkan sebuah visi optimistis: jika pemerintah mau meninjau kembali struktur pajak kendaraan, Indonesia berpotensi mengalami ledakan penjualan mobil yang akan memberikan efek domino positif bagi seluruh perekonomian.
Avanza di Negeri Jiran: Cermin yang Menyakitkan
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, memaparkan sebuah perbandingan yang sangat dramatis dan membuka mata. Ia mengambil contoh "mobil sejuta umat", Toyota Avanza, yang lahir dari pabrik di Indonesia.
"Kita bandingkan, mobil Toyota Avanza itu dibuat di Indonesia. Dijual di Indonesia, juga diekspor ke negara lain termasuk di Malaysia. Di Indonesia, bayar pajak tahunannya Rp5 juta, sementara di Malaysia, dengan produk yang sama, pajak tahunan (cuma) Rp500 ribu," kata Kukuh di arena GIIAS 2025.