Kisah Bulan Muharram : Bahtera Nabi Nuh AS Berlabuh setelah 150 Hari Terombang-ambing Banjir

8 hours ago 7

loading...

Salah satu peristiwa penting di bulan Muharram adalah tentang kisah Nabi Nuh AS, dikisahkan, bahwa tepat di tanggal 10 Muharram, bahtera Nabi Nuh berlabuh. Pada saat itu air menggenangi bumi selama 150 hari. Foto : ilustrasi/ist

Di bulan Muharram banyak peristiwa penting terjadi terutama yang dialami para nabi Allah SWT, salah satunya peristiwa yang terjadi pada Nabi Nuh Alaihissalam .

Dikisahkan, bahwa tepat di tanggal 10 Muharram, bahtera Nabi Nuh berlabuh. Pada saat itu air menggenangi bumi selama 150 hari. Air turun dari langit berwarna kuning, dan keluar dari bumi berwarna merah. Menurut al-Qur'an pada surat Hud ayat 44 tempat berlabuh bahtera Nuh itu adalah di Gunung Joudi (ada yang menulis Judi, Judiy, dan Judd).

Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan setelah Allah membinasakan orang kafir, kemudian difirmankan oleh Allah, kepada bumi dan langit, "Wahai bumi yang telah memancarkan air dari sumbernya! Telanlah airmu hingga kering dan wahai langit! Berhentilah mencurahkan hujan."

Dan air pun disurutkan oleh Allah yang Mahakuasa, dan penetapan perintah Allah membinasakan orang-orang yang mendustakan dan menyelamatkan orang-orang yang beriman pun diselesaikan.

Kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, yakni terletak di pegunungan Ararat (Turki), dan dikatakan, "Binasalah orang-orang zalim yang melampaui batas hukum Allah dan ingkar kepada-Nya, serta mendustakan Rasul-Nya."

Dr Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul "Bibel, Quran, dan Sains Modern" menyebutkan tempat bahtera Nuh berhenti, menurut Bibel adalah di gunung Ararat (Kejadian 8, 4). "Sedangkan Quran menyebut Gunung Joudi," ujarnya.

Menurut Bucaille, Gunung Joudi ini adalah puncak tertinggi dari gunung-gunung Ararat di Armenia. Tetapi R Blachere berpendapat tak dapat dijamin bahwa tak ada perubahan-perubahan nama untuk menyesuaikan antara kedua riwayat. Menurut dia, banyak nama Joudi di Arabia, jadi persamaan nama mungkin buat-buatan.

Bucaille mengatakan secara definitif, terdapat perbedaan antara riwayat Quran dan riwayat Bibel. Perbedaan-perbedaan itu ada yang tak dapat diselidiki secara ilmiah karena tak ada data-data positif.

Read Entire Article
Prestasi | | | |