Lidah Bule vs Lokal: Saat Soto Daging Jadi Pahlawan di Tengah Pesta Makanan Sehat Formula E

5 hours ago 8

loading...

Makanan sehat yang di akses oleh jurnalis lokal maupun internasional yang ada di Formula E. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan

JAKARTA - Di balik deru senyap mobil-mobil balap listrik yang membelah udara Ancol, sebuah "pertarungan" lain yang tak kalah seru justru terjadi di belakang layar, tepatnya di meja makan Media Center Jakarta E-Prix 2025.

Di sinilah lidah para jurnalis dari berbagai penjuru dunia bertemu dengan selera khas para pewarta tanah air.

Di satu sisi, tersaji sebuah surga makanan sehat berstandar internasional—mulai dari croissant, sandwich vegan, hingga salad eksotis Grilled Corn Couscous Kale—sebuah upaya mulia dari penyelenggara untuk memanjakan para tamu asing. Namun, di sisi lain, menu-menu ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi lidah lokal.

Pesta Sehat yang 'Asing'

Harus diakui, penyelenggara tidak main-main dalam menyajikan hidangan. Komitmen pada gaya hidup sehat dan berkelanjutan terasa kental, bahkan hingga ke penyediaan air minum dengan konsep zero waste menggunakan gelas daur ulang.

Namun, bagi sebagian jurnalis Indonesia, pesta makanan sehat ini terasa seperti sebuah petualangan kuliner yang asing.

"Sehat banget makanannya," ujar Rarindra, salah satu jurnalis Indonesia yang bertugas meliput, sambil tersenyum. "Ini tuh cous cous, tapi beda sama yang pernah aku makan. Rasanya agak aneh buat orang Indonesia, ada asem-asem yang nggak pernah kita makan. Sandwich-nya juga nggak cocok. Makannya bule banget," ungkapnya jujur.

Pengalamannya ini adalah cerminan dari dilema yang sering terjadi di acara-acara internasional: bagaimana cara memuaskan selera global tanpa mengasingkan selera lokal?

Read Entire Article
Prestasi | | | |