Memahami Fenomena Gen Z Merasa Tua, Gen Milenial Merasa Muda Terus

3 weeks ago 16

Fimela.com, Jakarta Di unggahan sosial media seringkali Gen Z mengeluhkan kenapa ia menjadi tua lebih cepat. Ternyata, fenomena psikologis ini bukan tanpa sebab. Di era serba cepat dan serba digital, fenomena psikologis yang cukup unik muncul di tengah perbincangan lintas generasi: Gen Z justru merasa lebih tua, sementara Gen Milenial justru merasa terus muda. 

Meski terdengar ironis, kondisi ini erat kaitannya dengan gaya hidup, perkembangan teknologi, dan pergeseran cara pandang tentang “kedewasaan”. Terutama gaya hidup membuat hal ini, karena hidup di era serba update, Gen Z takut terlihat ‘anak kecill’. Mereka berusaha tampil lebih mature agar dianggap keren dan setara di media sosial. Dan ini berkebalikan dengan gen milenial.

Seperti yang dikutip dari sinardaliy.my dalam artikel “The age paradox of Gen Z” (2025) menyatakan bahwa Gen Z mengalami “digital duality” hidup dalam dunia profesional dewasa sekaligus budaya remaja digital yang membuat mereka merasa lebih memiliki mental dan emosional tua dibandingkan generasi sebelumnya.

Alasan Gen Z Merasa Lebih Tua dari Umur Sebenarnya

Bagi Gen Z yang sebenarnya adalah generasi termuda di dunia kerja saat ini, tekanan untuk selalu relevan membuat mereka sering merasa “menua” sebelum waktunya. Hidup di era teknologi yang berkembang sangat cepat, Gen Z dituntut untuk selalu update. Fashion yang cepat berganti, tren digital yang berumur pendek, hingga bahasa gaul yang silih berganti membuat mereka merasa cepat tertinggal bila tak ikut arus. 

Perasaan “kalau ketinggalan berarti tua” jadi hal yang nyata dirasakan sebagian Gen Z. Ditambah lagi, kehadiran Gen Alpha, generasi setelah mereka yang tumbuh lebih melek digital dan terbiasa dengan kecanggihan AI sejak kecil, membuat Gen Z sadar bahwa mereka bukan lagi “adik terkecil” dalam rantai generasi.

Tak hanya itu sejak remaja, Gen Z sudah terbiasa juggling: sekolah online, side hustle, bikin konten, bangun personal branding di media sosial, sampai belajar skill baru demi tetap relevan. Gaya hidup multitasking inilah yang membuat mereka merasa cepat “matang” padahal kadang belum siap mental.

Gen Milenial yang Selalu Merasa Muda

Sementara di sisi lain, Generasi Milenial (Gen Y) justru punya kecenderungan untuk merasa awet muda. Banyak di antara mereka menunda tonggak hidup tradisional seperti menikah, punya anak, atau membeli rumah. Hal ini menjadikan makna “dewasa” bagi Milenial berbeda dari generasi sebelumnya. 

Gaya hidup mereka pun mendukung hal itu masih gemar traveling, mengoleksi mainan, nongkrong di kafe kekinian, hingga aktif di media sosial layaknya Gen Z. Lihat saja beberapa figur publik dari generasi Milenial: Raisa, Tatjana Saphira, hingga Dian Sastro mereka kerap tampil segar dan stylish, jauh dari kesan “tua”.

Tak hanya itu, Milenial selalu berusaha untuk relevan dengan hal-hal kekinia. Tak jarang mereka mengusahakan untuk memahami tren lewat sosial media. Milenial masih aktif di media sosial, main TikTok, nonton drama Korea, atau bikin konten lucu. Semua ini bikin mereka merasa punya “jiwa muda” meski usia kepala tiga ke atas.

Selain itu, bagi Milenial jadi dewasa tidak selalu identik dengan gaya hidup mapan. Mereka tetap nyaman traveling, jajan kopi mahal, nongkrong, atau sekadar nonton konser layaknya Gen Z.

Fenomena Tren Gen Z Lebih Tua dibanding Milenial di Sosial Media

Fenomena ini juga makin ramai dibicarakan di media sosial. Meme seperti saat Gen Z berumur 15 tahun dengan Gen Milenial di umur yang sama, bertebaran di sosial media. Banyak orang dewasa dalam hal ini milenial  terkejut melihat anak-anak Gen Z, bahkan pra-remaja, tampil dengan gaya make up penuh, fashion dewasa, serta perawatan yang dulu hanya lumrah di usia matang mulai dari eyelash extension, hair extension, nail art hingga treatment kecantikan lainnya.

Tren ini memunculkan bias perbandingan, di mana Gen Z sering dibandingkan secara mental maupun fisik dengan generasi sebelumnya, padahal mereka hidup di konteks budaya yang berbeda.

Fenomena ini jadi pengingat bahwa cara setiap generasi memaknai usia dan kedewasaan memang terus berubah. Bagi Gen Z, rasa “cepat tua” bukan soal angka di KTP, melainkan kecepatan dunia di sekitar mereka. Sementara bagi Milenial, “muda” tak lagi sekadar usia, melainkan bagaimana mereka memilih cara hidup dan berpikir.

Jadi, bagaimana Sahabat Fimela?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ayu Puji Lestari
Berolahraga untuk hidup sehat. /copyright Fimela/ Guntur Merdekawan
Menjadi ibu./Copyright depositphotos.com

ParentingIbu Usia 20-an di Era Gen Z: Dari Aurel hingga Aaliyah, Menemukan Harapan di Balik Tantangan

Menjadi ibu di usia 20-an bukan sekadar kesiapan biologis, tetapi soal kematangan emosional, keberanian bertumbuh, dan kesadaran diri akan pentingnya self-care serta dukungan sosial. Lewat kisah Aurel hingga Aaliyah, artikel ini mengungkap realita mendalam dari para perempuan muda yang memilih bertumbuh bersama anak mereka.  

 Gaya skena bukan sekadar tren fashion!

FashionGaya Skena: Tren yang Mewakili Ekspresi dan Lifestyle Gen Z Masa Kini

Gaya skena kini jadi bagian dari cara Gen Z mengekspresikan diri. Lebih dari sekadar tren fashion, gaya ini mencerminkan karakter dan gaya hidup Gen Z masa kini. Yuk simak selengkapnya dalam Fimela Update berikut! #Fimelaupdate #fimelahariini #fmlmmd

Rumah Minimalis dengan Jendela Besar dan Sirkulasi Alami (created by Meta AI)

LifestyleGaya Slow Living Makin Nyata dengan 8 Rumah Minimalis Asri ala Milenial dan Gen Z

Setiap desain menawarkan gambaran gaya hidup yang lebih tenang, namun tetap mengutamakan kenyamanan, fungsionalitas, dan estetika yang tidak berlebihan.

 Pixy).

BeautyPIXY Gelar Intimate Gathering "Matte U Chill" untuk Dukung Gen Z Tampil Autentik dan Percaya Diri

Usung tema self-love lewat Intimate Gathering “Matte U Chill”, Pixy mendukung Gen Z tampil autentik dan lebih percaya diri bersama produk terbarunya, Airy Series!

Read Entire Article
Prestasi | | | |