loading...
Hilangnya 14 juta penjualan: hadiah Amerika yang membuat dominasi mobil listrik China tak terlawan. Foto: Chery Indonesia
BEIJING - Sebuah pergeseran lempeng tektonik kini tengah mengguncang industri otomotif global. Di saat para produsen Barat masih berdebat soal insentif dan infrastruktur, China justru melaju sendirian dengan kecepatan penuh, membanjiri dunia dengan kendaraan listrik (EV) mereka.
Laporan terbaru dari firma riset energi BloombergNEF (BNEF) memprediksi sebuah realitas yang bikin melongo: dari 22 juta kendaraan listrik yang akan terjual secara global pada 2025 (naik 25% dari tahun 2024), hampir dua pertiganya akan dikuasai oleh China.
Ini bukan lagi sekadar persaingan. Ini adalah sebuah deklarasi dominasi. Sementara itu, Amerika Serikat, yang pernah menjadi kiblat inovasi, kini terseok-seok dan seolah sengaja "bunuh diri" dengan membongkar kebijakan pro-EV mereka sendiri, menciptakan sebuah kapitulasi yang bisa berdampak selama beberapa dekade.
Resep Sukses China: Harga Baterai Murah dan Banjir Model Terjangkau
Di balik "tsunami" penjualan ini, ada dua resep rahasia yang dimainkan dengan sangat baik oleh China: anjloknya biaya baterai lithium-ion dan banjirnya model-model EV yang sangat terjangkau. Dominasi mereka bahkan mulai terasa di pasar negara berkembang.
Fakta di lapangan sangat mencengangkan: 69% dari seluruh kendaraan listrik yang terjual secara global pada 2024 diproduksi di China. Beberapa pasar negara berkembang, seperti Thailand, kini bahkan mencatatkan tingkat adopsi EV yang lebih tinggi daripada di Amerika Serikat.