Untuk Melawan AI Buatan China, Mark Zuckerberg dan Meta Butuh Ilmuwan dari China

6 hours ago 4

loading...

Meta Platforms, induk perusahaan Facebook, baru saja melancarkan serangan ke markas rivalnya, OpenAI. Foto: Reuters

SILICON VALLEY - Di tengah perang dingin teknologi yang semakin memanas antara Amerika Serikat dan China, sebuah ironi besar tengah terjadi di jantung Silicon Valley. Mark Zuckerberg, dalam upayanya yang putus asa untuk memenangkan perlombaan kecerdasan buatan (AI), kini secara agresif "membajak" talenta-talenta terbaik yang lahir dari sistem pendidikan China—negara yang notabene menjadi rival utama teknologinya.

Meta Platforms, induk perusahaan Facebook, baru saja melancarkan serangan ke markas rivalnya, OpenAI. Mereka berhasil merekrut empat ilmuwan AI terkemuka: Zhao Shengjia, Ren Hongyu, Yu Jiahui, dan Bi Shuchao.

Yang membuat perekrutan ini begitu dramatis dan ironis adalah fakta bahwa keempatnya memiliki benang merah sama: mereka adalah produk dari universitas-universitas paling elite di China sebelum melanjutkan studi dan karir mereka di Amerika.

Ini adalah sebuah pengakuan pahit namun tak terhindarkan dari Silicon Valley: untuk melawan China, mereka membutuhkan "otak" dari China.

Perburuan Berdarah dengan Harga Gila

Ini bukan sekadar perekrutan biasa; ini adalah perburuan berdarah dengan harga yang nyaris tak masuk akal. Menurut CEO OpenAI, Sam Altman, Meta berani menawarkan bonus hingga USD100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) untuk memikat para insinyur agar mau berpindah haluan.

Langkah ini diperkuat dengan akuisisi 49% saham di Scale AI senilai USD14,2 miliar (sekitar Rp 227 triliun), manuver yang dilakukan semata-mata untuk membawa sang CEO, Alexandr Wang, memimpin unit AI di Meta.

Read Entire Article
Prestasi | | | |