loading...
Ada tiga keuntungan besar yang diperoleh AS setelah negosiasi tarif antara kubu Presiden AS Donald Trump dan kubu Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Foto/New York Times
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Indonesia yang mencakup pemotongan tarif ekspor Indonesia ke AS dari 34% menjadi 19%. Ironisnya, ekspor Amerika ke Indonesia tidak dipungut alias tarifnya 0%, dan berbagai kesepakatan lain yang menguntungkan Washington.
Kesepakatan itu tercapai setelah negosiasi maraton antara kubu Presiden AS Donald Trump dan kubu Presiden Indonesia Prabowo Subianto, yang masing-masing mengandalkan para menteri terkait.
Kesepakatan tersebut telah menimbulkan gelombang analisis tajam dari para ekonom dan pengamat politik internasional. Alih-alih simetris dan saling menguntungkan, perjanjian tarif yang mulai berlaku 1 Agustus 2025 mendatang tersebut justru menghadirkan tiga keuntungan besar bagi Amerika Serikat—baik secara ekonomi, strategis, maupun politik domestik.
Baca Juga: Bukan Cuma-cuma, Impor Minyak hingga Beli Pesawat AS Jadi Syarat Trump Pangkas Tarif Indonesia 19%
3 Keuntungan Besar AS usai Nego Tarif Trump-Prabowo
1. Produk AS Masuk Indonesia Tanpa Pungutan
Sebelum kesepakatan, Indonesia mengenakan tarif rata-rata 8,1% atas produk AS—berdasarkan skema Most Favored Nation (MFN) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Setelah kesepakatan, produk-produk AS yang masuk Indonesia tidak lagi dikenai pungutan atau tarifnya nol persen. Produk-produk tersebut termasuk produk pertanian dan peternakan (daging sapi hingga kedelai), energi (LNG dan minyak mentah), dan teknologi tinggi (perangkat medis, komponen pertahanan, hingga AI hardware).