Di Balik Tembok SMK di Kudus Ini, Omzet Rp7 Miliar per Tahun Lahir dari Tangan Siswa SMK

7 hours ago 8

loading...

Produk yang dihasilkan para siswa memiliki kualitas akhir yang setara dengan produk industri papan atas, membuka pintu yang lebih lebar ke pasar ekspor. Foto: ist

KUDUS - Lupakan sejenak citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sekadar tempat belajar teori dan praktik sederhana. Di sebuah sudut kota Kudus, Jawa Tengah, sebuah revolusi senyap tengah berlangsung di SMK NU Ma'arif.

Di sini, ruang praktik telah bertransformasi menjadi lantai pabrik sesungguhnya, menghasilkan bukan hanya lulusan terampil, tetapi juga omzet fantastis yang mencapai Rp7 miliar setiap tahunnya.

Ini bukanlah kisah fiktif. Ini adalah realita dari program Teaching Factory, sebuah model pembelajaran radikal di mana siswa tidak lagi hanya mengerjakan tugas sekolah, tetapi menangani pesanan nyata dari industri fabrikasi logam. Dari tangan-tangan terampil merekalah, beragam produk lahir, lolos standar industri, dan berhasil diterima pasar, menghasilkan pundi-pundi yang tak hanya menopang operasional sekolah, tetapi juga memberikan beasiswa bagi siswa yang terlibat.

Di balik fenomena ini, ada kolaborasi raksasa antara Djarum Foundation dan SMBC Indonesia melalui program Daya. Mereka tidak sekadar memberi bantuan, tetapi membangun sebuah ekosistem. Sejak 2019, inisiatif ini telah menyuntikkan dana untuk infrastruktur berstandar internasional dan memperkuat kompetensi para guru.

Hasilnya? Kurang dari enam tahun, pabrik di dalam sekolah ini mampu melahirkan 425 lulusan kompeten setiap tahunnya, dengan tingkat keterserapan di dunia kerja yang menembus angka di atas 85%.

Read Entire Article
Prestasi | | | |