loading...
Uskup Agung Mikael Adjapahyan. Foto/oxu.az
YEREVAN - Seorang tokoh terkemuka Gereja Apostolik Armenia (AAC) ditangkap atas tuduhan kudeta setelah ia menyerahkan diri secara sukarela kepada pihak berwenang. Peristiwa itu terjadi seiring dengan semakin dalamnya konflik antara Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan dan pihak oposisi.
Polisi menggerebek kantor pusat Gereja Apostolik negara itu, yang merupakan gereja terbesar di Armenia, di kota Vagharshapat. Penggerebekan itu menyebabkan bentrokan besar antara para tokoh, anggota gereja, dan penegak hukum.
Meskipun para pengunjuk rasa pro-Gereja berhasil menghalangi upaya sebelumnya untuk menahan Uskup Agung Mikael Adjapahyan, tokoh tersebut memilih berjalan kaki ke gedung Komite Investigasi (IC) dan menyerahkan diri.
Sebelumnya, pihak berwenang mencoba menahan Adjapahyan atas dugaan upaya melakukan kudeta, tuduhan yang dibantah tokoh tersebut.
Sejumlah pengunjuk rasa pro-Gereja telah ditahan, dan IC telah mengumumkan mereka telah memulai proses pidana untuk menghalangi keadilan.
Pemerintah negara itu telah berselisih dengan AAC selama berbulan-bulan, karena muncul sebagai pendorong utama di balik protes massa terhadap kesepakatan Pashinyan untuk menyerahkan beberapa desa perbatasan ke Azerbaijan, yang memiliki sengketa perbatasan dengan Armenia.
Sementara Pashinyan menggambarkan langkah itu sebagai jalan untuk memperbaiki hubungan yang renggang antara dua bekas republik Soviet, banyak orang Armenia menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap kepentingan nasional.