loading...
Para pemimpin menghadiri Forum Bisnis BRICS di China pada 4 September 2017. FOTO/Reuters
JAKARTA - Pemerintah India secara tegas menyatakan tidak akan mendukung pembentukan mata uang bersama BRICS, aliansi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sikap tersebut disampaikan langsung oleh dua pejabat tinggi India menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang akan digelar di Rio de Janeiro pada 6–7 Juli 2025.
Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, menegaskan posisi negaranya sejak Februari lalu. "Kami tidak mendukung mata uang BRICS manapun," ujar dia, dikutip dari Watcher Guru, Jumat (4/7).
Pernyataan itu diperkuat oleh Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, yang mengatakan, "Saya rasa tidak ada kebijakan dari pihak kami untuk menggantikan dolar AS."
Baca Juga: Xi Jinping dan Putin Absen KTT BRICS 2025 di Brasil, Ada Apa?
Pernyataan ini dinilai sebagai isyarat diplomatik yang ditujukan langsung kepada dua kekuatan utama dalam BRICS, yaitu China dan Rusia. India ingin menegaskan bahwa mereka tidak akan ikut dalam wacana dedolarisasi yang menjadi agenda strategis sebagian anggota BRICS lainnya.
Sikap India mencerminkan dinamika internal BRICS yang semakin kompleks. Di tengah dorongan untuk memperluas kerja sama ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, negara-negara anggota justru menunjukkan perbedaan visi dan kepentingan nasional. Tidak ada kebijakan tunggal yang bisa diterapkan secara seragam di antara anggota BRICS, karena masing-masing negara memiliki orientasi ekonomi dan geopolitik yang berbeda.