Fimela.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, kecerdasan sering dikaitkan dengan kesuksesan, pemecahan masalah yang cepat, dan kemampuan berpikir analitis. Banyak yang menganggap bahwa memiliki IQ tinggi adalah berkah yang membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, di balik keunggulan kognitif ini, ada satu tantangan yang kerap dihadapi: overthinking.
Dilansir dari neurolaunch.com, penelitian menunjukkan bahwa individu dengan IQ tinggi lebih rentan terhadap kecenderungan berpikir berlebihan. Kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan dan memproses informasi dalam jumlah besar dapat membuat seseorang terjebak dalam analisis tanpa akhir. Akibatnya, mereka sering kali mengalami overthinking, kecemasan, kesulitan mengambil keputusan, bahkan terjebak dalam pemikiran yang berulang-ulang tanpa solusi konkret.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada keseharian, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Terlalu banyak berpikir dapat meningkatkan risiko stres, insomnia, dan bahkan gangguan kecemasan. Lantas, mengapa hubungan ini terjadi? Dan bagaimana cara mengelolanya agar tidak berdampak negatif?
Kecerdasan dan Overthinking, Apa Hubungannya?
Sahabat Fimela, orang dengan IQ tinggi memiliki kapasitas otak yang lebih besar dalam menganalisis situasi secara mendalam. Hal ini membuat mereka lebih mungkin mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan. Namun, keunggulan ini juga bisa menjadi beban. Kemampuan untuk memproses informasi dalam jumlah besar sering kali berujung pada overanalysis, yaitu kecenderungan untuk terus-menerus mengevaluasi suatu situasi tanpa menemukan kesimpulan yang memuaskan.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Intelligence menemukan bahwa individu dengan IQ tinggi lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dan mood disorder. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan mereka untuk mengantisipasi risiko dan memikirkan kemungkinan buruk yang belum tentu terjadi.
Dengan kata lain, kecerdasan tinggi membuat seseorang lebih peka terhadap kemungkinan negatif, sehingga sulit untuk merasa tenang dan puas dengan suatu keputusan.
Dampak Overthinking terhadap Kehidupan Sehari-hari
Overthinking bukan sekadar kebiasaan berpikir berlebihan, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental dan produktivitas. Ketika seseorang terlalu fokus pada kemungkinan yang belum terjadi, mereka cenderung mengalami kesulitan tidur, meningkatnya kadar stres, dan penurunan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan berpikir berlebihan lebih rentan terhadap perfectionism. Mereka merasa perlu memastikan setiap keputusan yang diambil sudah benar-benar sempurna, yang pada akhirnya justru menghambat kemajuan dan menciptakan ketakutan akan kegagalan.
Dampak jangka panjangnya, kondisi ini dapat mengurangi kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.
Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking?
Meskipun sulit untuk sepenuhnya menghilangkan kebiasaan berpikir berlebihan, ada beberapa cara yang dapat membantu mengelolanya. Salah satunya adalah dengan menerapkan mindfulness atau teknik kesadaran penuh. Dengan melatih diri untuk lebih fokus pada apa yang terjadi saat ini, sahabat Fimela dapat mengurangi kecenderungan untuk memikirkan skenario yang belum tentu terjadi.
Selain itu, membatasi waktu untuk menganalisis suatu masalah juga dapat membantu. Misalnya, menetapkan batas waktu tertentu untuk mengambil keputusan dan berkomitmen untuk tidak memikirkan ulang setelahnya. Dengan cara ini, sahabat Fimela dapat melatih otak untuk lebih percaya diri dalam mengambil keputusan tanpa terjebak dalam siklus overthinking.
Penulis: Rianti Fitri Wulandari
#UnlockingTheLimitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.