Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, mempraktikkan digital hygiene atau kebersihan digital yang baik sama pentingnya dengan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman. Jadi, jangan malas, ya! Karena hal ini bisa menjadi salah satu pelindung kita di dunia yang serba digital ini dari kejahatan-kejahatan yang bersumber dari pencurian data.
Digital hygiene yang buruk, seperti kata sandi yang lemah, perangkat lunak yang ketinggalan zaman, atau perilaku daring yang ceroboh, dapat menyebabkan risiko keamanan siber yang serius bagi individu bahkan organisasi yang sedang dijalankan. Dengan menerapkan praktik yang konsisten dan penuh perhatian, tentu kamu dapat mengurangi ancaman ini secara signifikan dan melindungi informasi sensitif dari ancaman siber.
Artikel ini akan mengupas tuntas konsep digital hygiene yang sudah dirangkum dari secutoris.com. Menawarkan beberapa tips yang dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat postur keamanan siber dan menjaga aset digital kamu.
Apa itu Digital Hygiene?
Sebelum masuk ke beberapa tips, mari kita berkenalan dulu dengan digital hygiene. Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, jadi langsung saja yuk kita berkenalan terlebih dahulu.
Digital hygiene mengacu pada praktik dan kebiasaan rutin yang diadopsi individu maupun organisasi untuk menjaga keamanan, kinerja, dan integritas sistem dan perangkat digital mereka. Sama seperti kebersihan pribadi, mengabaikan praktik ini dapat mengakibatkan masalah yang signifikan. Dalam hal ini, pelanggaran data, pencurian identitas, dan infeksi malware. Oleh karena itu, mempraktikan digital hygiene sangat perlu untuk mencegah hal-hal itu terjadi.
Praktik Terbaik Digital hygiene
1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik
Hindari membuat kata sandi yang sederhana atau umum digunakan, seperti “123456” atau “password.” Mulai sekarang cobalah membuat kata sandi yang rumit menggunakan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus. Gunakan pengelola kata sandi untuk membuat dan menyimpan kata sandi unik untuk setiap akun dengan aman.
2. Aktifkan Autentikasi Multi-Faktor (MFA)
Tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengaktifkan MFA untuk semua akun yang mendukungnya. MFA mengharuskan pengguna untuk memverifikasi identitas mereka menggunakan metode kedua, seperti aplikasi seluler atau pemindaian biometrik, untuk mengurangi risiko akses tidak sah.
3. Selalu Perbarui Perangkat Lunak dan Perangkat
Perbarui sistem operasi, aplikasi, dan firmware secara berkala untuk menambal kerentanan yang diketahui. Aktifkan pembaruan otomatis bila memungkinkan untuk memastikan perbaikan penting diterapkan segera.
4. Waspada terhadap Upaya Phishing
Hindari mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan. Beritahu dan ingatkan diri kamu pribadi dan tim untuk mengenali email atau pesan phishing yang masuk, seperti email yang berisi salam umum, kesalahan ketik, atau tuntutan mendesak. Jika menemukannya, langsung saja laporkan dugaan upaya phishing kepada tim IT atau penyedia email.
5. Amankan Jaringan Wi-Fi
Ubah nama pengguna dan kata sandi default untuk router kamu menjadi sesuatu yang unik. Gunakan enkripsi WPA3 untuk perlindungan maksimal dan hindarilah penggunaan Wi-Fi publik untuk tugas sensitif, atau gunakan VPN untuk mengenkripsi koneksi kamu.
6. Cadangkan Data Pribadi
Cadangkan semua file penting secara teratur ke lokasi yang aman, seperti drive eksternal terenkripsi atau layanan cloud tepercaya. Uji cadangankamu secara berkala untuk memastikan data dapat dipulihkan jika diperlukan.
7. Batasi Pembagian Data
Hanya bagikan informasi pribadi di situs web tepercaya dengan koneksi aman (HTTPS). Tinjau pengaturan privasi kamu di platform media sosial untuk mengontrol siapa yang dapat melihat informasi. Perhatikan juga izin yang kamu berikan pada aplikasi dan layanan.
Itulah beberapa praktik digital hygiene yang bisa diterapkan secara pribadi maupun bersama tim, agar terhindar dari tindak pencurian data.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.