loading...
Suasana pelabuhan Israel yang dipenuhi mobil listrik yang siap dikirimkan. Foto: ist
ISRAEL - Di tengah panasnya konflik antara Israel dan Iran yang tak kunjung padam, sebuah ancaman baru yang tak terduga kini muncul bukan dari medan perang, melainkan dari area pelabuhan yang sibuk.
Ribuan mobil listrik, yang selama ini menjadi simbol masa depan yang bersih, kini justru dipandang sebagai "bom waktu" yang siap meledak dan melumpuhkan salah satu urat nadi ekonomi Israel.
Kekhawatiran ini begitu nyata, hingga Otoritas Pelayaran dan Pelabuhan Israel dilaporkan telah mengeluarkan perintah darurat: evakuasi semua kendaraan listrik dari pelabuhan-pelabuhan utama negara itu.
Sasaran Empuk Bernama Pelabuhan Haifa
Setelah gelombang serangan yang dilancarkan AS ke fasilitas nuklir Iran, spekulasi akan adanya serangan balasan yang lebih masif dari Teheran semakin menguat. Salah satu target paling strategis dan paling rentan adalah Pelabuhan Haifa, salah satu pelabuhan tersibuk di Israel yang menjadi gerbang utama bagi impor kendaraan.
Di sinilah letak "mimpi buruk" yang baru disadari oleh para pejabat Israel. Tumpukan mobil listrik yang menunggu untuk didistribusikan, jika terkena hantaman rudal, tidak hanya akan hancur. Baterai lithium-ion yang ada di dalamnya berpotensi menciptakan sebuah "neraka" kebakaran kimia yang sangat sulit untuk dipadamkan.
"Kebakaran kendaraan listrik terkenal sulit dipadamkan," tulis laporan dari Maritime Executive. "Ini bisa menjadi masalah besar jika deretan kendaraan terbakar setelah serangan rudal."
Perintah Evakuasi Darurat
Menghadapi skenario terburuk ini, pemerintah Israel tidak mau ambil risiko. Perintah evakuasi darurat pun dikeluarkan. Para importir mobil diperintahkan untuk segera memindahkan semua kendaraan listrik dari pelabuhan-pelabuhan vital seperti Haifa dan Ashdod.