Perang Israel-Iran Pecah, Investor Perlu Lebih Defensif Susun Strategi

2 days ago 12

loading...

Tensi geopolitik Timur Tengah akibat serangan Israel ke Iran menambah tekanan pasar keuangan internasional dan memperbesar risiko volatilitas. FOTO/iStock

JAKARTA - Tensi geopolitik Timur Tengah akibat serangan Israel ke Iran menambah tekanan pasar keuangan internasional dan memperbesar risiko volatilitas. Kondisi ini dibarengi dengan ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang.

Menghadapi situasi ini, strategi alokasi portofolio yang bersifat defensif dinilai krusial bagi investor untuk menjaga nilai aset dan mengurangi potensi kerugian.

"Dalam kondisi ekonomi yang menunjukkan kecenderungan melambat, investor perlu bersikap lebih defensif dalam menyusun strategi alokasi aset," kata Chief Investment Officer PT Inovasi Finansial Teknologi, Stefanus Dennis Winarto, Jumat (13/6).

Baca Juga: Perang Israel-Iran Pecah, Harga Minyak Mentah Mendidih Naik Tembus 5 Persen

Stefanus menilai instrumen investasi seperti reksa dana campuran dan pasar uang dinilai dapat menjaga stabilitas portofolio. Reksa dana ini, ujarnya, mayoritas berisi obligasi pemerintah maupun korporasi, yang menawarkan potensi imbal hasil lebih stabil dibandingkan instrumen lainnya seperti saham.

Reksa dana campuran juga dinilai menjadi opsi menarik bagi investor yang menerapkan strategi diversifikasi ke berbagai aset, mulai dari saham, obligasi hingga pasar uang.

"Jenis reksa dana ini mengalokasikan dana pada obligasi, saham, dan instrumen pasar uang, dengan ketentuan bahwa masing-masing instrumen tidak boleh melebihi 79% dari total portofolio," ujarnya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |