Perang Terbuka Pangeran Diponegoro dengan Residen Belanda dan Danurejo Akibat Pemasangan Patok Tanah

7 hours ago 5

loading...

Perang terbuka Pangeran Diponegoro dengan Residen Belanda Smissaert dan Danurejo terjadi setelah secara sepihak dilakukan pemancangan patok-patok tanah. Foto/Ist

TINGKAH laku Pejabat Hindia Belanda membuat Pangeran Diponegoro emosi bukan main. Residen Belanda Smissaert terus berkonfrontasi dengan Pangeran Diponegoro, di antaranya melalui tingkah laku dan persoalan moral saat berinteraksi interaksi dengan putri-putri keraton serta memasang patok tanah.

Pada suatu hari Smissaert dan Danurejo memerintahkan memasang patok-patok tiang pancang tanah, sebagai tanda akan dibuatnya jalan baru, yang sengaja melintasi tanah milik Diponegoro di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro memerintahkan anak buahnya untuk mencabuti pancang-pancang tersebut.

Baca juga: Siasat Pasukan Pangeran Diponegoro Rampok Logistik Belanda di Perang Jawa

Pada Babad Diponegoro sang pangeran bahkan secara khusus menuliskan memori atau perintahnya "Sesudah salat ashar saya keluar rumah melihat ada gerombolan orang. Saya bertanya ke orang saya Ki Soban," kata Pangeran Diponegoro, dalam babad-nya.

Ki Soban pengikut Pangeran Diponegoro pun menjawab bahwa orang-orang itu adalah utusan Patih Danurejo yang akan membuat jalan. Pangeran Diponegoro begitu marah melihat patok-patok pancang yang dipasang Danurejo melintasi tanah milik keluarga Pangeran Diponegoro.

"Saya panggil pembantu yang lain, Mangunharjo. Apa yang terjadi Mangunharjo? Kenapa tidak memberi tahu saya? Cabut semua pancang itu!" kata Pangeran Diponegoro, melalui babad-nya sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Read Entire Article
Prestasi | | | |