loading...
Lebih dari setahun setelah menancapkan benderanya di Indonesia, VinFast sadar bahwa menaklukkan pasar ini butuh lebih dari sekadar produk yang bagus. Foto: VinFast Indonesia
JAKARTA - Di tengah keraguan dan kecemasan yang masih membayangi adopsi mobil listrik di Indonesia, VinFast, sang penantang baru dari Vietnam, datang bukan dengan janji, melainkan sebuah "sumpah".
Mereka tidak hanya ingin menjual mobil, tetapi juga sebuah paket "ketenangan pikiran" total yang dirancang untuk meruntuhkan semua tembok kekhawatiran yang ada di benak konsumen.
Melalui acara VF 6 Media Experience Day, VinFast secara terbuka membeberkan sebuah strategi yang sangat ambisius. Ini bukan lagi sekadar soal test drive, melainkan sebuah pertaruhan untuk membuktikan bahwa era berkendara listrik yang mudah, murah, dan bebas was-was.
Ikrar di Hadapan Pasar Terbesar ASEAN
Lebih dari setahun setelah menancapkan benderanya di Indonesia, VinFast sadar bahwa menaklukkan pasar ini butuh lebih dari sekadar produk yang bagus. Perlu ada sebuah komitmen yang bisa dipegang.
"Lebih dari satu tahun yang lalu, VinFast mengambil langkah besar dengan masuk ke pasar Indonesia. Saat itu, kami menyampaikan komitmen yang jelas: membangun ekosistem kendaraan listrik yang menyeluruh dan berkelanjutan," ujar Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia, di hadapan para jurnalis.
Sumpah ini diwujudkan melalui tiga pilar utama yang sangat agresif:
1. Gempuran Infrastruktur: VinFast tidak hanya menjual mobil, tetapi juga membangun "rumahnya". Mereka telah membuka 22 showroom dan menargetkan 500 bengkel resmi hingga akhir tahun, serta membangun ribuan titik pengisian daya bersama mitra mereka, V-GREEN.
2. Jaring Pengaman Finansial: Inilah mungkin janji paling berani. Mereka menawarkan pengisian daya publik gratis selama 3 tahun dan kebijakan pembelian kembali (buyback) hingga 90%. Ini adalah sebuah tamparan keras bagi momok depresiasi harga mobil listrik yang selama ini menjadi hantu bagi calon pembeli.