Viral, Massa Serang Kantor Polisi Mesir karena Marah atas Tragedi Kelaparan di Gaza

7 hours ago 10

loading...

Massa pemuda Mesir serang kantor polisi. Mereka marah atas tragedi kelaparan massal di Gaza akibat blokade Israel dan anggap pemerintah Mesir ikut andil dalam menciptakan tragedi. Foto/X @MiddleEastEye

KAIRO - Sebuah video viral memperlihatkan massa pemuda Mesir melancarkan serangan yang berani terhadap kantor polisi. Mereka marah atas tragedi kelaparan massal di Gaza akibat blokade Israel dan menganggap pemerintah Mesir ikut andil dalam menciptakan tragedi tersebut.

Menyebut diri mereka "Iron 17", massa menyerbu markas Keamanan Negara—nama untuk kantor polisi—Ma'asara di Helwan pada Jumat malam, 25 Juli 2025. Mereka menahan beberapa personel keamanan selama berjam-jam dalam aksi yang belum pernah terjadi sebelumnya—yang pertama kali terjadi sejak Abdel Fattah al-Sisi naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2013 sebagai presiden.

Lebih dari sekadar serangan terhadap gedung pemerintahan, penyerangan yang terekam dalam video viral tersebut mengungkap kemarahan publik yang semakin memuncak yang dapat mengancam cengkeraman kekuasaan Sisi.

Baca Juga: Jumlah Warga Palestina yang Tewas Kelaparan di Gaza Bertambah Jadi 122 Orang

Sebagian besar kemarahan ini bermula dari peran Mesir dalam tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza dan penutupan penyeberangan Rafah.

Sejak Israel merebut sisi Palestina dari penyeberangan Rafah pada Mei 2024, krisis kemanusiaan Gaza semakin memburuk, dengan puluhan orang, terutama anak-anak, meninggal karena kelaparan menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Rezim Mesir, yang menyangkal bertanggung jawab atas penutupan penyeberangan tersebut, menghadapi tuduhan gagal menekan agar penyeberangan dibuka kembali. Sikap ini telah memicu kemarahan publik, dengan banyak yang melihatnya sebagai bentuk penyerahan diri terhadap tekanan Israel dan Amerika Serikat dengan mengorbankan perjuangan Palestina.

Menambah panasnya situasi, Gubernur Sinai Utara Khaled Megawer, dalam wawancara hari Jumat dengan jurnalis pro-rezim Mustafa Bakri, mengakui bahwa Mesir tidak dapat membuka kembali penyeberangan Rafah secara paksa karena adanya penolakan dari AS, sebuah pernyataan yang dipandang para kritikus sebagai pengakuan implisit atas peran Kairo dalam penutupan penyeberangan tersebut.

Melalui kanal Telegram "Nation's Flood", yang memiliki hampir 50.000 pelanggan, muncul rekaman yang menunjukkan para pemuda di dalam kantor Keamanan Negara Ma'asara, menyandera para petugas selama berjam-jam.

Video-video tersebut, yang telah ditonton jutaan kali, menunjukkan kelompok tersebut mengecam penutupan perlintasan Rafah, jalur kehidupan bagi penduduk Gaza yang terkepung, dan penangkapan para aktivis yang mengumpulkan bantuan untuk wilayah kantong tersebut.

Dalam sebuah percakapan yang menegangkan, seorang petugas yang disandera menanggapi tuntutan untuk membuka kembali penyeberangan Rafah dengan satu kata: "Mustahil."

Menurut laporan Middle East Eye, Minggu (27/7/2025), klip-klip tersebut bukan sekadar dokumentasi; tapi muncul sebagai bukti bagi orang-orang yang muak dengan rezim Mesir yang mereka tuduh terlibat dalam penderitaan Gaza.

Read Entire Article
Prestasi | | | |