ringkasan
- Soft ghosting adalah praktik mengurangi komunikasi secara bertahap tanpa memutuskan kontak sepenuhnya, berbeda dengan ghosting yang langsung menghentikan semua komunikasi.
- Alasan utama seseorang melakukan soft ghosting adalah untuk menghindari konfrontasi yang tidak nyaman dan menganggapnya sebagai cara yang lebih halus daripada ghosting langsung.
- Dampak soft ghosting tetap menyakitkan karena menimbulkan keraguan dan ketidakpastian pada korban, membuat mereka sulit move on karena tidak adanya penutupan yang jelas.
Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu merasa pesanmu hanya dibalas singkat atau bahkan diabaikan setelah sebelumnya intens berkomunikasi? Mungkin kamu sedang mengalami soft ghosting. Apa sebenarnya soft ghosting itu dan mengapa orang melakukannya?
Soft ghosting adalah praktik mengurangi interaksi secara bertahap tanpa benar-benar memutuskan hubungan. Dilansir dari berbagai sumber, berbeda dengan ghosting yang menghilang begitu saja, soft ghosting dilakukan perlahan, membuatmu bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Fenomena ini semakin umum di era digital, di mana interaksi seringkali terjadi melalui layar. Lalu, apa saja alasan di balik perilaku ini?
Alasan Seseorang Melakukan Soft Ghosting
Salah satu alasan utama seseorang melakukan soft ghosting adalah untuk menghindari konfrontasi. Mereka mungkin merasa tidak nyaman untuk secara langsung mengatakan bahwa mereka tidak tertarik lagi.
Selain itu, soft ghosting dianggap sebagai cara yang lebih halus daripada ghosting langsung. Meskipun demikian, cara ini tetap bisa menyakitkan dan membingungkan bagi penerimanya.
Beberapa orang mungkin juga melakukan ini karena takut akan konflik atau memiliki ciri kepribadian tertentu. Hal ini terkait dengan karakter "dark triad" seperti psikopati, narsisme, dan Machiavellianisme.
Meskipun terkesan lebih "lembut", soft ghosting tetap memiliki dampak negatif. Korban akan merasa bingung dan tidak pasti tentang status hubungan mereka.
Mereka mungkin terus bertanya-tanya mengapa respon yang diberikan semakin minim dan ambigu. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan kegalauan dan kesulitan untuk melupakan orang tersebut.
Ketidakjelasan ini membuat korban sulit untuk move on karena tidak adanya penutupan yang jelas. Mereka terjebak dalam harapan palsu dan terus mencari-cari alasan.
Cara Menghadapi Soft Ghosting
Jika kamu merasa menjadi korban soft ghosting, penting untuk menyadari bahwa kamu tidak bersalah. Jangan menyalahkan diri sendiri atas perilaku orang lain.
Berikan dirimu waktu untuk merasakan emosi yang muncul. Jangan memendam perasaanmu dan cobalah untuk berbicara dengan teman atau keluarga yang bisa memberikan dukungan.
Fokuslah pada dirimu sendiri dan lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia. Ingatlah bahwa kamu berhak mendapatkan hubungan yang jelas dan saling menghormati.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.