Benarkah Kentang Hijau dan Bertunas Itu Beracun? Pakar IPB Jelaskan Faktanya

7 hours ago 4

loading...

Masyarakat harus lebih waspada terhadap kentang yang sudah bertunas atau berubah warna menjadi hijau. Foto/Freepik.

JAKARTA - Kabar meninggalnya pasangan WNI di Jepang yang diduga akibat mengonsumsi kentang bertunas menghebohkan media sosial. Informasi tersebut ramai dikaitkan dengan keracunan senyawa berbahaya seperti solanin dan chaconin, yang memang secara alami terdapat dalam kentang.

Menanggapi hal ini, Dr Andi Early Febrinda, dosen sekaligus Supervisor Jaminan Mutu Pangan Sekolah Vokasi IPB University , menegaskan bahwa informasi tersebut benar dan perlu menjadi perhatian publik. Menurutnya, masyarakat harus lebih waspada terhadap kentang yang sudah bertunas atau berubah warna menjadi hijau.

Baca juga: Viral TKI Meninggal di Jepang Akibat Kentang Bertunas, Ini Bahaya Nyata di Baliknya

Kentang Bertunas dan Berwarna Hijau Mengandung Racun Alami

Dalam penjelasannya, Dr Andi mengungkap bahwa solanin dan chaconin adalah senyawa glikoalkaloid yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman kentang terhadap hama. Namun, jika dikonsumsi manusia dalam jumlah berlebihan, kedua zat tersebut bisa sangat berbahaya.

“Solanin bisa ditemukan di seluruh bagian tanaman kentang, mulai dari daun, kulit, daging umbi, hingga tunas. Kandungannya akan meningkat jika kentang disimpan dengan cara yang salah, belum matang saat dipanen, atau terlalu lama terpapar cahaya,” jelasnya.

Baca juga: 7 Makanan yang Menjadi Racun Jika Dipanaskan Kembali, Bahaya!

Memasak Tidak Ampuh Hilangkan Kandungan Racun Solanin

Banyak yang mengira proses memasak seperti merebus atau menggoreng dapat menghilangkan racun pada kentang. Sayangnya, hal itu tidak sepenuhnya benar. Dr Andi menegaskan bahwa pemanasan tidak efektif menurunkan kadar solanin secara signifikan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |