loading...
BYD yang dulu tak terbendung kini harus merevisi ambisi di tengah gempuran Geely dan hilangnya pesona teknologi mereka. Foto: Reuters
SHENZEN - Bulan madu itu agaknya telah usai. BYD, raksasa otomotif yang selama beberapa tahun terakhir berlari kencang di padang rumput kendaraan listrik (EV), kini dipaksa menarik tuas rem darurat.
Di balik kilau angka ekspor yang memukau, tersimpan keretakan fundamental di pasar domestik China yang memaksa perusahaan yang bermarkas di Shenzhen ini menelan pil pahit realitas: era pertumbuhan "gila-gilaan" mereka mungkin sedang menuju babak akhir.
Dua sumber internal yang mengetahui dapur strategi perusahaan mengungkapkan bahwa BYD telah memangkas target penjualan tahun 2025 mereka secara drastis.
Dari angka ambisius 5,5 juta unit yang digembar-gemborkan kepada para analis pada Maret lalu, target itu kini disunat sebesar 16 persen menjadi 4,6 juta unit.
Angka revisi ini telah dikomunikasikan secara internal dan kepada pemasok terpilih bulan lalu sebagai panduan perencanaan produksi.
Ini adalah pengakuan diam-diam bahwa pasar EV tidak lagi ramah. Jika target baru ini terealisasi, itu hanya mencerminkan pertumbuhan 7 persen dari tahun lalu—laju terlambat sejak 2020, tahun di mana penjualan mereka sempat terkontraksi.
Pasar Domestik Berdarah: Diseruduk Geely, Ditinggal Konsumen
Dominasi BYD di rumah sendiri sedang tergerus hebat. Data bulan November menjadi saksi betapa rapuhnya posisi sang raja.
Pangsa pasar BYD di segmen kendaraan energi baru (NEV) China anjlok drastis dari 32,9 persen tahun lalu menjadi tinggal 23,2 persen. Hampir 10 persen kue pasar mereka hilang, dicuri oleh kompetitor yang lapar.
Siapa pelakunya? Geely Auto dan Leapmotor. Geely, yang selama ini mengintai, berhasil mencaplok 13 persen pangsa pasar.














































